Radiator coolant adalah mesin pendingin pada mobil yang berguna untuk mendeteksi adanya kebocoran pada mobil. Mesin ini berisi cairan berwarna hijau dan merah muda, jika salah satu cairan tersebut keluar maka bisa dipastikan ada kerusakan pada radiatornya. Sistem radiator pada mobil harus rajin dirawat dan diperhatikan. Jika mesin radiator coolant terganggu maka akan menyebabkan beberapa gangguan pada mobil. Namun, bolehkah radiator coolant dicampur air? Simak penjelasannya berikut ini.
Bolehkah Radiator Coolant Dicampur dengan Air?
Kekeliruan ini sering dihadapi oleh para pengguna mobil persoalan radiator coolant yang dicampur dengan air. Sebagian orang mengatakan bahwa radiator coolant tidak dapat dicampur dengan air karena dapat mengakibatkan perkaratan serta menghambat saluran pendingin mobil. Ada juga yang mengatakan hal ini boleh dilakukan. Lalu pertanyaannya siapakah yang benar terkait air coolant yang dicampur dengan air? Jika ditilik dari pendapat ahlinya yaitu seorang mekanik Zegen, beliau mengatakan bahwa air dibutuhkan sebagai penghantar panas pada sistem radiator.
Bukan hanya itu air juga berguna untuk mengurangi titik didih dan meningkatkan kinerja pada anti freeze. Di dalam kemasan radiator coolant juga dicamtumkan persentase antara cairan radiator dan air. Bolehkah radiator coolant dicampur air? Jawabannya boleh. Radiator coolant boleh dicampurkan dengan air sesuai dengan persentase yang telah ditentukan. Untuk negara tropis seperti Indonesia persentasenya 60% cairan coolant dan 40% air. Hal ini dikarenakan suhu di Indonesia tidak sedingin suhu di negara-negara Eropa.
Radiator Coolant terdiri dari susunan bahan kimia seperti etilen glikol, dietilen glikol, sodium 2-ethyl hexanote, sodium neodecanote dan bahan kimia anti perkaratan (rust inhibitor). Bahan-bahan kimia tersebut dapat menghantarkan panas dan menyerap panas. Namun, ternyata ada yang lebih baik dalam menghantarkan kalor yaitu air. Hal inilah yang menyebabkan radiator coolant dapat dicampurkan dengan air karena bisa membantu kinerja sistem radiator dalam menurunkan suhu pada mesin mobil atau kendaraan.
Air radiator pada umumnya terdiri dari dua tipe yaitu radiator coolant tanpa campuran air dan radiator coolant yang sudah dicampur dengan air. Untuk pemakaian radiator coolant tanpa air bisa langsung dipakai karena komposisinya sudah dikelola oleh pihak pabriknya. Lain lagi dengan penggunaan radiator coolant yang harus dicampur dengan air. Jika radiator ini tidak dicampurkan dengan air maka akan dapat menyebabkan perkaratan karena bahan kimia yang terdapat didalamnya. Oleh karena itu ketika ingin mengganti air radiator perhatikan kembali jenis radiator coolant yang dipakai.
Langkah-Langkah Mengganti Air Radiator Dengan Benar
Air radiator harus sering diperhatikan untuk mengurangi resiko overheat pada mesin. Cobalah lakukan perawatan rutin pada air radiator dengan cara mengganti air radiator secara berkala. Kendaraan yang sudah menempuh jarak 20-40 ribu kilometer biasanya memiliki air radiator yang kotor. Oleh karena itu air radiatornya harus segera diganti agar tidak menimbulkan masalah serius. Nah, berikut ini adalah langkah-langkah mengganti air radiator dengan benar.
1. Membuang Air Radiator Yang Sudah Lama
Langkah pertama yang dapat dilakukan adalah dengan membuat air radiator yang sudah lama terpakai dan berwarna keruh atau kotor. Pastikan mesin kendaraan dalam keadaan hidup agar air radiator dapat keluar semuanya. Setelah itu, bukalah penutup lubang radiator dan tunggulah beberapa saat sampai semua air radiator keluar.
2. Lakukan Pengisian Air Radiator Yang Baru
Berikutnya setelah memastikan semua air radiator yang lama sudah terbuang, matikanlah terlebih dahulu mesin kendaraan. Setelah itu mulailah pengisian air radiator yang baru dengan cara menutup kembali lubang radiator dan membuka baut pada tempat pembuangan angin. Isilah air radiator dengan menggunakan coolant.
3. Menyalakan Mesin Kendaraan
Langkah berikutnya nyalakan mesin kendaraan supaya kipas yang terdapat pada radiator bisa berputar. Pasanglah kembali baut pada tempat pembuangan angin. Setelah coolant sudah diisi pastikan suhu mobil pada speedometer mencapai batas yang ideal (tengah)
4. Periksalah Kembali Volume Air Radiator
Hal yang selanjutnya adalah pastikan volume air radiator atau coolant sudah pas. Jika volume cairan coolent dirasa masih kurang maka isi kembali air radiator sampai ke batas maksimal. Tetapi jika sudah habus, tutuplah lubang pada bagian atas tempat radiator.
5. Periksalah Tangki Cadangan
Langkah terakhir adalah memeriksa bagian tangki cadangan. Apabila kondisi air pada reservoir tank kotor, maka lakukan pembershian sampai kerak yang ada dalam mesin dapat keluar. Jika air yang kotor tersebut sudah keluar maka isilah tangki dengan coolant atau air bersih.
Perawatan pada kendaraan harus tetap terjaga, jangan sampai mobil menjadi rusak karena kurangnya kesadaran pemilik kendaraan. Menggunakan coolant lebih baik ketimbang menggunakan air biasa. Mengapa begitu? karena komposisi pada coolant memang diperuntukkan untuk mendinginkan mesin kendaraan. Jangan sering mengganti merek coolant agar tidak terjadi reaksi kimia yang merusak kendaraan. Inilah penjelasan mengenai “Bolehkah radiator coolant dicampur air” semoga menjawab keluhan pengendara mobil ataupun motor.
Salam Sukses – Distributor Produk Otomotif
